Tak ada jembatan, warga dan siswa terpaksa menyeberangi sungai menggunakan rakit bambu. Wujudkan jembatan untuk mudahkan akses Desa Batu Tulis!
"Kalau arus sungai sedang tinggi atau deras, anak-anak terpaksa libur sekolah."
Seperti inilah kesaksian salah satu warga Desa Batu Tulis, pedalaman Sumatera Selatan. Bagi warga sekitar, momen menyeberangi sungai bagaikan mempertaruhkan nyawa.
Bagaimana tidak, ketiadaan jembatan penghubung antara satu desa ke desa yang lain membuat warga dan murid SDN Batu Tulis harus menaiki rakit bambu agar bisa menyeberang. Terkadang jika arus sungai sedang tinggi pun mereka harus mengurungkan niatnya sebab khawatir akan terseret.
Kondisi ini bukan baru berlangsung satu atau dua tahun, melainkan sudah 90 tahun lamanya. Lokasi desa yang berada jauh di pedalaman mungkin menjadi faktor utama belum masuknya akses pembangunan ke lokasi ini.
Akhirnya warga sekitar dan para murid pun hanya bisa pasrah menanti adanya uluran tangan untuk membangun jembatan yang layak.
"Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat." (HR. Muslim).
InsyaAllah, tim Yayasan Sahabat Pedalaman akan melakukan pembangunan jembatan pertama di Desa Batu Tulis, pedalaman Sumatera Selatan agar para siswa, guru, maupun warga dapat menyeberang sungai dengan aman.
Sahabat, mari bantu pembangunan jembatan di Desa Batu Tulis, Muara Kulam, Sumatera Selatan!