Menjelang musim kemarau, ancaman yang muncul bukan hanya krisis air bersih, tapi juga gagal panen dan kerawanan pangan. Sebelum hal ini terjadi, yuk berikhtiar bersama dengan bangun Sumur Wakaf Pertanian!
Menjelang musim kemarau, ancaman-ancaman baru pun muncul. Tak hanya tentang krisis air bersih yang dialami oleh masyarakat, tapi lebih jauh lagi, kerawanan pangan yang terjadi karena gagal panen yang dialami oleh para petani. Ini permasalahan serius, namun penanganannya kurang maksimal sehingga terus berulang dari tahun ke tahun.
Tahun 2019, Kementerian Pertanian mencatat lahan padi yang mengalami gagal panen atau puso akibat kekeringan mencapai 31 ribu hektare. Jumlah ini terus meluas tiap tahunnya, mengingat musim kemarau yang semakin parah dari tahun ke tahun, dan juga akibat kurangnya antisipasi yang dilakukan sebelum masa kekeringan itu tiba.
Tentunya, kita tidak ingin kekeringan ini terus menjadi ancaman bagi semua masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang pangan. Gagal panen yang terjadi tentu sangat merugikan para petani yang sudah sangat kesusahan hidupnya, dan juga menjadi salah satu indikasi adanya kerawanan pangan di masyarakat.
Sebelum hal ini terjadi, kita harus sama-sama menjadi solusi dari permasalahan ini. Salah satunya adalah dengan membangun Sumur Wakaf Pertanian, dimana sumur ini akan fokus mengaliri air bagi lahan-lahan pertanian, baik di masa subur, maupun kering. Sumur ini insyaallah akan menjadi salah satu ikhtiar kita bersama mencegah gagal panen di masa kemarau mendatang.
Bismillah, jaga pasokan air untuk ladang selama masa kemarau dengan bangun Sumur Wakaf Pertanian bersama! Sedikit namun rutin, insyaallah wakaf rutinmu ini bisa menjadi jawaban dari keresahan para petani menjelang musim kemarau, agar mereka tidak merugi, dan hasil panen tetap maksimal!